Minggu, 29 Maret 2015

Athaya “The Young Girl of Cheerful #4




Instagram : WidyaWiwi
Saat untuk pertama kali bertemu gadis mungil dengan rambut ikalnya, kesan mendalam begitu terasa bahkan hingga saat ini. Hadir sebagai pribadi yang menyenangkan, Athaya tumbuh di tengah sosok luar biasa seorang bunda  yang begitu besar menyimpan perhatian terhadap perkembangan dunia anak usia dini. Mungkin itu salah satu dari sekian banyak faktor yang membuat Athaya menjelma menjadi sosok yang mampu membuat orang disekitarnya nyaman akan kehadiranya.
                Tak ada yang berbeda dengan Athaya, ia tumbuh sesuai dengan pertumbuhan anak-anak usia 5 tahun pada umumnya. Hanya saja yang menarik dari sosok Athaya adalah karakteristiknya yang  tampak menyerupai karakteristik sang bunda. Ceria, mudah bergaul, menyenangkan dan cerdas.
      Tak memerlukan waktu yang cukup lama untuk menyimpulkan bahwa Athaya adalah gadis mungil yang selalu tampak ceria dan menyenangkan. Terbukti dengan hanya beberapa saat berkesempatan menemani ananda bermain kesan itu tiba-tiba saja hadir. Ia mampu menyesuaikan dirinya dengan
sangat cepat terhadap lingkungannya. Tak peduli siapa dan berapa rentan usia orang-orang yang dihadapinya , nyatanya ia  mampu membuat kami merasa terhibur karena kehadiran sosok berkarakter seperti Athaya. Terhibur dengan tingkahnya yang polos dan benar-benar menggambarkan kehidupan anak-anak yang sebenarnya.
                Di tengah keprihatinan akan gambaran kehidupan anak-anak kekinian. Mereka yang seharusnya tumbuh dengan jiwa-jiwa sederhana karena kepolosannya, kenyataannya terjebak dan hidup dalam kendali modernisasi yang semakin hari semakin menguasai. Mereka memang tetap dengan hakikat Anak usia Dini pada umumnya. Unik, memiliki rasa ingin tahu yang besar, egosentris, dll. Hanya saja yang membedakan adalah gambaran anak-anak sesungguhnya dibalik sosok polos itu semakin terdominasi balutan tuntutan modernisasi yang membuat mereka tampak lebih dewasa.
                Dalam style misal, tampak begitu kontradiktif dengan anak-anak yang hidup pada masa kisaran sebelum tahun 2000. Anak-anak pada masa itu masih terdominasi oleh                                                                                               mereka dengan style khas Anak Usia Dini, sederhana dan tetap lekat dengan karakteristik anak yang sesungguhnya. Sementara kini, semakin anak usia dini dikuasai modernisasi dan tuntutannya semakin mereka benar-benar hidup pada dunia anak yang tak semestinya. Style anak usia dini yang kini semakin disamaratakan dengan orang dewasa, musik musik yang di dengar membuat mereka tak mengenal musik khas anak-anak yang semakin hari semakin di tenggelamkan zaman, yang lebih mengerikan adalah ketika anak usia dini saat ini semakin dikuasai perkembangan tak terbendung sebuah teknologi. Menenggelamkan mereka pada dunia fiksi tak berbatas, hingga tak jarang banyak anak yang kehilangan hak bermainnya. Tak ada anak di masa kekinian yang mengenal permainan tradisional yang dulu hadir penuh makna. Seperti yang kita ketahui tentang permainan tradisonal yang kini hanya menjadi kenangan para penikmatnya di masa lalu.

       Berjumpa dengan Athaya membuat saya merasa menemukan kaum minoritas. Kepolosan dan gambaran khas anak-anak yang lekat dengan pribadinya semakin terpancar saat ia berungkap tentang apa yang diketahuinya. Athaya merupakan satu dari sekian banyak gadis cilik yang sederhana menjalani kehidupannya. Kehidupan yang tampak menyenangkan ditengah kehadiran Ayah dan bunda yang tak hanya menginspirasinya tapi juga banyak orang di sekelilingnya.  
        Keluarga kecil yang berhasil di bangun ke dua orang tuanya mampu melahirkan sosok menyenangkan seperti Athaya dan sang adik. Semakin meluap syukur ketika saat ini sang bunda dan keluarga tengah menanti kehadiran sosok baru dalam keluarga kecilnya. Bunda Anita... Insyaallah Allah akan senantiasa memudahkan perjalanan hingga titipan Allah berikutnya hadir memberi lebih banyak kebahagiaan. Amin...

Salam Cinta untuk Athaya dan keluarga.. 

­                                                                                                                                                                _WidyaWiwi

0 komentar:

Posting Komentar