Minggu, 29 Maret 2015

Athaya “The Young Girl of Cheerful #4




Instagram : WidyaWiwi
Saat untuk pertama kali bertemu gadis mungil dengan rambut ikalnya, kesan mendalam begitu terasa bahkan hingga saat ini. Hadir sebagai pribadi yang menyenangkan, Athaya tumbuh di tengah sosok luar biasa seorang bunda  yang begitu besar menyimpan perhatian terhadap perkembangan dunia anak usia dini. Mungkin itu salah satu dari sekian banyak faktor yang membuat Athaya menjelma menjadi sosok yang mampu membuat orang disekitarnya nyaman akan kehadiranya.
                Tak ada yang berbeda dengan Athaya, ia tumbuh sesuai dengan pertumbuhan anak-anak usia 5 tahun pada umumnya. Hanya saja yang menarik dari sosok Athaya adalah karakteristiknya yang  tampak menyerupai karakteristik sang bunda. Ceria, mudah bergaul, menyenangkan dan cerdas.
      Tak memerlukan waktu yang cukup lama untuk menyimpulkan bahwa Athaya adalah gadis mungil yang selalu tampak ceria dan menyenangkan. Terbukti dengan hanya beberapa saat berkesempatan menemani ananda bermain kesan itu tiba-tiba saja hadir. Ia mampu menyesuaikan dirinya dengan

Sabtu, 14 Maret 2015

Bukan Hal Biasa Saat Anak Mampu Menulis Namanya #3




Kita banyak menemukan orang tua yang lupa akan hal-hal luar biasa yang dilakukan putra-putrinya. Termasuk ketika sang buah hati mampu menulis sendiri namanya. Sederhana memang, sepertinya menjadi hal yang biasa saja bagi sebagian orang tua ketika sang anak mampu menulis sendiri namanya. Bahkan orang tua lupa memberikan penghargaan atas pencapaian sang buah hati.
                Lagi-lagi saya katakan, memang sederhana ketika seorang anak mampu menulis sendiri namanya. Terlebih sebagian orang tua beranggapan kemampuan itulah yang seharusnya dimiliki  sang buah hati sebagai hasil dari keikut sertaan mereka  dalam kegiatan-kegiatan pembelajaran pada jenjang Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD). Menulis dan membaca, ya.... terkadang hal ini yang menjadi prioritas sebagian besar orang tua ketika memutuskan memasukkan putra-putrinya pada tsebuah lembaga Pendidikan Anak Usia Dini yang sesungguhnya merupakan jenjang pendidikan pra sekolah.

Minggu, 01 Februari 2015

Moment of Safira Gandang


Moment Of Safira & Gandang

Eits... foto yang satu ini bukan settingan ya....!!! smile emotikon
alami dan mereka sendiri yang menciptakan suasana seperti ini, sedikit review deh kenapa adegan suap-suapan ini terjadi, Cekidot!!!!

Diawali saat waktu makan siang akan berakhir. sebagian anak yang telah selesai dengan makan siangnya segera menghampiri bunda untuk meminta sabun pencuci piring. lalu mereka bergegas mencuci piring masing-masing. di tengah riuh suasana kelas, Gandang meninggalkan meja dan makan siang yang sama sekali belum sempat ia sentuh. tiba-tiba dengan lantang gandang memanggil Safira. kira-kira seperti ini....
"Safira...Safira sini....!!!!" dengan lambaian tangan dan senyuman khas Gandang tampak yakin Safira akan menghampirinya, "temenin aku makan".
Benar saja, tanpa fikir panjang usai mencuci piring Safira menghampiri Gandang dan mengikuti langkahnya. sesuai intruksi akhirnya Safira menemani Gandang di meja makannya. tapi entah apa yang membuat Gandang masih saja tak mau menyentuh makan siangnya??. Ternyata eh... ternyata tanpa di duga permintaan kedua terlontar dari bibir tipis Gandang.
"Safira suapin aku".

Khairan dan imajinasi


KHAIRAN DAN IMAJINASI...
Salah satu imajinasi Khairan yang tertuang melalui gambar 
Dibalik sosok mungilnya ia tumbuh dengan imajinasi yang semakin mengembara. Hingga sebuah kisah tertuang melalui  gambar sederhana yang ia ciptakan. Berawal dari tugas di pekan terakhir pembelajaran setelah sebelumnya pelaksanaan Dharma Wisata terealisasikan. Perjalanan ke  "Taman Safari", mengharuskan anak-anak memberikan gambaran tentang apa yang mereka lihat termasuk ananda Khairan. Sayangnya ananda tak melewati moment yang membuat teman-temannya antusias dengan berbagai jenis binatang langka yang sulit mereka temui dalam kehidupan sehari-hari. Hingga ananda mendapat kesempatan memenuhi lembaran Drawing Booknya dengan binatang yang ia sukai.

Jika sebagian besar temannya menggambarkan sosok-sosok binatang yang hanya mampu mereka lihat di Taman Safari seperti halnya gajah, singa,  harimau, jerapah dll. Ananda justru hanya menggambar seekor ayam dan kupu-kupu. Sederhana memang, namun dibalik itu ananda menciptakan sebuah kisah yang tak sederhana untuk anak seusianya.